Soendari

Seorang ibu rumah tangga yang merangkap sebagai guru sebuah madrasah aliyah negeri di kabupaten Blitar. Alhamdulillah telah dikaruniai empat orang anak yang sho...

Selengkapnya
Navigasi Web
Mencintai Pramuka
cerita anak

Mencintai Pramuka

#cerita anak

Mencintai Pramuka

Oleh: Soendari

Rencana bepergian berkunjung ke rumah kaka mama di Solo sudah terdengar di telinga Faqih. Mama berencana akan berangkat Jumat sore hari setelah Papa pulang dari bekerja. Dalam pikirannya dia sudah mulai membayangkan pertemuan dengan saudara sepupunya Irfan yang seusia dengannya.

“Faqih ayo kita berangkat di lapangan ujung jalan ya!,” seru Irfan sambil mengeluarkan sepedanya dari dalam rumah.

“Tunggu Mas Irfan, aku masih ke belakang, perutku sakit sekali.”

“Dasar, bawa saja kamar mandinya. Bukankah tadi kamu sudah ke kamar mandi?” balas Irfan. Ternyata sudah tak ada jawaban dari Faqih.

Keseruan bersama dengan saudara sepupunya adalah kenangan yang paling mengasyikan dan menyenangkan bagi Faqih. Namun begitu dia ingat kalau hari Sabtu di sekolahnya ada kegiatan pramuka dia menjadi ragu untuk ikut bepergian bersama mama dan papa. Bagi Faqih pramuka adalah kegiatan yang paling dinantikan selama seminggu berlalu. Jadi begitu mendekati hari Sabtu keriangan tampak di wajah Faqih. Tapi….

“Ma, ke rumah Mas Irfan ditunda Sabtu depan saja ya?” pinta Faqih pada mamanya.

“Mengapa?”

“Hari Sabtu Faqih kan ada pramuka, Ma. Faqih tidak bisa meninggalkannya. Sudah enam hari aku menunggu setiap datangnya hari Sabtu, Ma. Faqih senang ikut pramuka, Ma.”

“Kalau kamu berat dengan kepramukaanmu, ya tidak usah ikut, gak masalah.”

“Tapi Faqih ingin ketemu sama Mas Irfan. Sudah lama tidak berrtemu dengannya, aku kangen, Ma. Ditunda dulu ya,Ma?” rengek Faqih.

“Tidak bisa Faqih. Mama ke rumah Bude Ida ingin menjenguk kakak Mama yang sedang sakit. Masa menjenguk orang sakit harus ditunda.”

***

Jumat pagi di dalam kelas 3 nampak Faqih sedang termenung. Tak terdengar lagi tawa ceria, candanya bersama teman-teman.

“Ada apa dengan Faqih ya?” bisik Aisyah.

“Pasti dia habis dimarahi mamanya,” celetuk Silvia.

“Gak mungkin dimarahi mamanya. Mamanya Faqih itu lo, sabr banget,” balas Safa. Kita tanya Faqih saja yuk! Barangkali dia mau cerita dan kita bisa menolongnya.”

Mereka berempat segera menghampiri Faqih yang sedang duduk melamun di depan jendela.

“Faqih, Faqih….”

“Eh, teman-teman, ada apa ini?” tanya Faqih.

“Kamu, kenapa? Dari tadi kita perhatikan kelihatannya kamu sedang bersedih.”

“Gak ada apa-apa kok. Aku hanya bingung saja. Besok mama dan papaku ingin pergi ke rumah budeku yang sedang sakit di Solo. Aku ingin ikut pergi dengan mereka, tetapi besokan kita harus mengikuti pramuka. Aku tidak bisa meninggalkan pramukaku,” Faqih menjelaskan kepada teman-temannya.

“Ah, itu soal mudah,” ujar Aris.

“Mudah?” teriak keempat anak perempuan keheranan.

“Iya, mudah. Kamu tinggal minta izin sama Pak Joko untuk tidak mengikuti pramuka. Pasti boleh kok,” ujar Aris.

“Kalau aku minta izin sama Pak Joko mungkin beliau akan memberiku izin, tetapi bagaimana dengan anggota regu pramukaku. Mereka tidak akan mau mengizinkan aku pergi,” terang Faqih.

“Ya, benar itu. Andi akan marah besar kalau kamu tidak datang di pramuka besok, Faqih. Bukankah Andi salah satu anggota regumu?” tanya Sania.

“Nah, benar kan. Kita semua senang sekali dengan kegiatan pramuka, karena pramuka bisa membuat orang susah menjadi senang. Berpikir kreatif dan mandiri. Pokoknya aku tak tega meninggalkan pramuka.”

Tiba-tiba masuklah Pak Joko ke dalam kelas mereka. Seketika perbincangan mereka bubar dan segera menuju tempat duduk masing-masing.

“Assalamualaikum, Selamat siang anak-anak. Bagaimana keadaan kalian hari ini? Saya berharap kalian dalam keadaan sehat ya…!” Pak Joko memberi salam.

“Waalaikumsalam, saya sehat Pak!” jawab anak-anak.

“Besok hari apa ya anak-anak?” tanya Pak Joko.

“Besok kan hari Sabtu, Pak,” teriak Aris.

“Oh, ya. Besok hari Sabtu. Hari yang ditunggu-tunggu semua keluarga. Biasanya hari Sabtu kalian pramuka, ya kan?”

“Iya,” jawab anak-anak serentak.

“Tadi malam Pak Joko memberitahu saya kalau besok Sabtu beliau ada acara, sehingga tidak bisa hadir mendampingi kalian pramuka.”

“Horeeeeee,” teriak anak-anak lagi. Suasana kelas pun menjadi hiruk pikuk.

“Faqih, besok kamu bisa ikut mamamu pergi ke Solo,” teriak Aris.

“Oh ya. Faqih mau pergi ke Solo?” tanya Pak Joko.

“ Iya, Pak. Besok rencananya mau ikut mama menjenguk Bu de sakit di Solo, tetapi bingung karena besok kan harus mengikuti pramuka. Sekarang saya bisa ikut mama,” jawab Faqih dengan riang.

Blitar, 5 Juli 2020 Salam Literasi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

keren bu, siiip

06 Jul
Balas

Keren Bu

05 Jul
Balas

Terima kasih Bapak, salam

05 Jul

Izin share ya bun,,buat bacaan anak

05 Jul
Balas

Monggo, bunda

05 Jul

Siip,Bu.

05 Jul
Balas

Terima kasih, bunda

05 Jul



search

New Post